Minggu, 21 Juni 2020

Guru-guru Penuh Welas Asih yang Selalu Saya Kenang




Saya ketahui beberapa dari kompasianer ialah beberapa guru. Jadi, di sini saya seringkali berhubungan dengan beberapa pendidik. Jika saya katakan daftar nama mereka, kemungkinan habis satu halaman ini cuma untuk tuliskan yang saya kenali. Belum juga yang saya tidak dapat tekankan karier beberapa teman dekat yang lain apa, siapa tahu guru/dosen .

Kembali kenang Beberapa Guru

Membahagiakan berhubungan dengan beberapa guru yang tetap mendatangkan kesantunan serta info mengenai dunia pendidikan. Kemungkinan sebab banyak berhubungan dengan beberapa guru di sini, saya jadi ingat dengan guru-guru yang menggembleng saya sampai jadi seperti sekarang ini.Jasa-jasa beliau tetap saya ingat, walau saya tidak dapat membalas kebaikan mereka. Kasih sayang beliau akan tetap saya ingat serta membuatnya makna dalam kehidupan. Ketulusan hati beliau dalam mendidik tidak akan saya lupakan, tetapi membuatnya untuk ide serta dasar dalam kehidupan.

Yang Benar Bisa Pulang

Siapakah mereka? Saat Sekolah Fundamen (SD) di desa, saya dididik guru yang benar-benar berdedikasi serta penuh welas asih. Namanya Bapak Made Munggah. Beliau seperti bapak kandung saya sendiri. Beliau mengajar murid-muridnya dengan hati. 

Dalam memberi pelajaran, beliau harus percaya jika anak didiknya betul-betul memahami, pahami dengan yang dikatakannya di muka kelas. Bila dia berasa ada satu dua anak yang belum memahami, karena itu dia akan menerangkannya lagi. Beliau guru yang benar-benar sensitif, tanpa ada menanyakan juga selekasnya dapat tangkap pemikiran anak didiknya.

Ada satu hal yang masih tetap menempel dalam daya ingat yang tetap beliau kerjakan mendekati akhir jam pelajaran. Pak Made akan lemparkan beberapa pertanyaan untuk beberapa siswanya, serta siapakah yang menjawab secara benar bisa pulang. Arti waktu itu: yang benar bisa pulang. 

Beberapa murid juga seringkali berebut meningkatkan tangannya, meminta dipilih untuk menjawab. Saya tidak selamanya dapat menjawab pertanyaan beliau. Tetapi, langkah ini benar-benar membahagiakan, membangkitkan semangat belajar.

Saat di Sekolah Menengah Pertama (SMP), saya berjumpa dengan dua guru yang hebat. Yang pertama namanya Ibu Rina serta yang ke-2 Pak Wespa. Waktu saya jadi murid SMP, Bu Rina ialah Kepala sekolah, sedang Pak Wespa ialah guru yang mendidik saya langsung. Perhatian ke-2 guru ini pada beberapa siswanya demikian besar. Kami selalu diarahkan serta dibantu dalam soal sekolah.

Pasaran Harga Ayam Bangkok Yang Sangat Fantastis

Layang-layang Putus

Setelah itu waktu bersekolah pada tingkat Sekolah Menengah Kelanjutan Tingkat Atas (SLTA), -- demikian disebutkan waktu itu, ada guru yang kepala sekolah. Nama beliau Bapak Made Astina. Kesayangan serta kesetiaan beliau pada murid-muridnya tidak perlu disangsikan.

Untuk contoh, dalam satu hari pada pukul istirahat kami beberapa siswa sekedar duduk di sekitar sekolah, di bawah barisan pohon-pohon yang teduh. Mendadak ada layangan terputus dengan talinya yang menggelayut terikut oleh layangan itu sampai jatuh di halaman sekolah.

Seorang rekan sama-sama siswa ambil layangan putus itu. Mendadak tiba seorang pria remaja yang tanpa ada ba-bi-bu, langsung memukuli rekan kami itu. Dengan cara spontan saja kami semua lari merapat serta mengurungnya, serta beberapa dari kami memukulinya balik. Saya berada di situ walau tidak turut memukul sang pemilik layangan putus itu. Pemilik layangan itu juga minta ampun berulang-kali, sebelum lepas dari pukulan serta diizinkan pergi.

Selesai insiden itu, Pak Nyoman Astina, si kepala sekolah tiba merapat. Ternyata beliau yang berada di dalam ruang ketahui insiden itu. Muka kami semua pucat pasi, merunduk ketakutan kalau-kalau kepala sekolah akan memberi hukuman kami. Salah seorang dari kami berinisiatif sampaikan permintaan maaf atas sikap kami semua sekaligus juga menerangkan duduk masalahnya. 

Apa kata Pak Nyoman Astina saat itu? Benar-benar di luar sangkaan. "Saya bangga pada kalian, kalian telah jaga kesolidan. Orang itu patut memperoleh ganjarannya," katanya. "Layangan yang telah terputus itu, dalam hukum perlayangan, bisa dipunyai oleh mereka yang memperolehnya. Kelirunya lagi, dia tiba serta mendadak memukul kawanmu. Tidak apa-apa, Bapak tidak geram. Justru Bapak bangga kepadamu," demikian kurang-lebih penuturannya. Kami semua sama-sama lirik, di antara percaya serta tidak, apakah benar? Terus jelas saja kami waktu itu berasa bersalah sebab telah lakukan pemukulan walau tidak mengakibatkan yang dipukul terluka. 

Dosen yang Perduli serta Welas Asih

Selanjutnya, waktu kuliah di Univeritas Udayana, Denpasar, Bali. Kembali lagi saya berjumpa dengan dosen-dosen yang layani dengan ikhlas, penuh perhatian, serta mempunyai hati welas asih. Saya masih ingat salah satunya ialah Ibu Dr. Ida Ayu Saskara yang waktu itu belum jadi guru besar. 

Langkah beliau mentransfer pengetahuan benar-benar membahagiakan mahasiswa. Tanpa ada diharap juga beliau siap mengulang-ulang menerangkan materi cara kuatitatif yang diprediksikan susah buat beberapa mahasiswa dalam pahaminya.

Ada pula yang saya hormati serta sayangi Bapak Prof. Dr. Made Sukarsa (sekarang, mendiang). Beliau seorang dosen pelayan. Semenjak awal berjumpa sampai jadi seorang rektor dalam suatu perguruan tinggi swasta populer di Bali, beliau masih hangat serta rendah hati, serta benar-benar tidak susah didapati. Untuk mahasiswa tuntunannya seperti saya tetap ada waktu.

Dedikasi serta service beliau benar-benar mempesona. Serta, setiap saat saya diskusi ke rumah beliau, saya dilayani layaknya seperti seorang tamu serta disiapkan teh serta kue-kue juga. Saya merasai hati beliau benar-benar lembut sekaligus juga berwibawa. Saya jadi enggan serta hormat pada beliau.

Bila sedang ada cukup waktu, beliau berbicara mengenai kehidupannya yang benar-benar miskin sebab dari keluarga tidak berpunya. Disebutkan, waktu jadi mahasiswa S1, beliau seringkali bersiasat dengan menyarankan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di universitas, yang salah satunya maksudnya ialah agar makan gratis. Ini dilaksanakan sebab tidak punyai uang untuk beli makan.
Share:
Lokasi: Indonesia

Ordered List

Sample Text

Definition List

Theme Support